You are currently viewing Apa yang Perlu Diketahui Terkait Hamil Menjelang Menopause

Apa yang Perlu Diketahui Terkait Hamil Menjelang Menopause

Sederhananya, menopause dapat dipahami sebagai situasi di mana seorang wanita sudah tidak produktif lagi, dalam kaitannya dengan proses reproduksi. Artinya, saat sudah memasuki masa menopause, wanita hampir dipastikan sudah tak bisa lagi mengandung dan melahirkan anak. Namun, bagaimana kalau wanita hamil menjelang menopause?

hamil menjelang menopause 1

Sebelum memasuki masa menopause, wanita sudah mengalami beberapa tanda dan perubahan pada dirinya. Selayaknya masa transisi lainnya, ada beberapa hal baru yang berbeda daripada biasanya, dan ini mungkin sekali dirasakan oleh wanita. Masa atau periode ini dinamakan perimenopause.

Dalam periode menjelang menopause ini perubahan hormon mulai terjadi di dalam tubuh wanita. Perubahan ini menjadi salah satu faktor yang membuat tingkat kesuburan wanita perlahan menurun. Memang, tingkat kemungkinan wanita hamil menjelang menopause semakin kecil. Akan tetapi, bukan berarti wanita tidak dapat hamil sama sekali.

Ya, kehamilan masih dapat terjadi walau wanita berada dalam masa perimenopause. Hampir semua dokter spesialis kandungan, yang disebut obgyn, meyakini kalau kehamilan di periode menjelang menopause bisa tercapai hanya jika panjang wanita masih berovulasi. Ovulasi adalah suatu kondisi di mana wanita melepaskan sel telur untuk nantinya dibuahi oleh sperma laki-laki.

Dengan demikian, apabila seorang wanita yang sudah memasuki masa perimenopause tetapi masih berovulasi, kemudian dia melakukan persanggamaan dengan seorang pria, tanpa alat kontrasepsi apa-apa, dan si pria berejakulasi di dalam rahimnya, maka besar kemungkinan kehamilan tetap dapat terjadi.

Namun, yang perlu diingat adalah bahwa ovulasi pada wanita yang telah memasuki mendekati masa menopause mungkin tidak akan rutin, sehingga peluang kehamilan menurun. Bahkan, jika wanita berovulasi secara teratur, kualitas telurnya cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Perubahan hormon itulah yang akhirnya berperan besar mempengaruhi peluang hamil menjelang menopause ini.

Perlu diketahui jika periode jelang menopause atau perimenopause akan berakhir setelah 12 bulan tanpa menstruasi. Setelah itu, masa menopause dimulai dan wanita mungkin tidak lagi memiliki peluang hamil sama sekali.

Jika kamu secara sadar dan sengaja, ataupun tidak secara sadar atau sengaja, mendapatkan hamil menjelang menopause, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Ini penting, sebab kondisimu sudah tak sama lagi dengan 10 atau 20 tahun yang lalu. Artinya, kehamilan jelang menopause dapat dikatakan sebagai kehamilan yang rawan.

Di sini, risiko keguguran meningkat pada ibu hamil yang berusia tua. Sebab, kualitas telurnya lebih rendah, serta telah terjadi perubahan pada hormon dan rahim. Kualitas telur yang buruk juga akan meningkatkan kemungkinan cacat lahir, seperti down syndrome. Sindrom Down terjadi karena adanya kesalahan pembelahan sel yang menghasilkan kromosom ekstra.

Risiko hamil menjelang menopause lainnya adalah kemungkinan kelahiran prematur. Hal ini berkaitan dengan sejumlah komplikasi pada bayi, misalnya cerebral palsy ataupun ketidakmampuan belajar dan berkembang.

Risiko komplikasi juga mengancam kondisi ibu hamil yang telah berusia tua. Tekanan darah tinggi, stroke, kejang, diabetes gestasional, dan masalah jantung lebih rentan dialami ibu hamil berusia tua dibanding yang berusia muda.

Untuk meminimalisir risiko kehamilan saat perimenopause, disarankan kamu melakukan pemeriksaan sesegera mungkin saat kehamilan telah diketahui. Jangan sampai hamil menjelang menopause yang kamu alami menjadi sesuatu yang disesalkan. Biar bagaimanapun, apa yang terjadi pada dirimu adalah sebuah anugerah dan kepercayaan dari Tuhan. Jadi, upayakan untuk menjaganya dengan baik dan saksama, ya.